Israel Langgar Perjanjian, Bantuan Gaza Tersendat

Berdasarkan laporan dari Kantor Media Pemerintah Gaza, Israel hanya mengizinkan masuk sekitar 200 truk bantuan ke Jalur Gaza setiap harinya, jauh di bawah jumlah yang disepakati, yaitu 600 truk per hari, menurut perjanjian gencatan senjata dengan Israel.

Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail Al-Thawabteh, dalam pernyataannya kepada Anadolu, menyebutkan bahwa Israel hanya memberikan izin untuk kurang dari sepertiga dari bantuan yang dibutuhkan oleh penduduk Gaza yang berjumlah 2,4 juta “Israel mengelola kelaparan di Gaza secara perlahan dan bertahap,” . Ia juga menyoroti bahwa tingkat malnutrisi di kalangan penduduk Gaza telah mencapai lebih dari 90 persen, menunjukkan situasi yang sangat memprihatinkan.

Perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada 10 Oktober antara Hamas dan Israel seharusnya memungkinkan masuknya 600 truk bantuan ke Gaza setiap harinya. Namun, Israel tidak mematuhi perjanjian tersebut dan terus melancarkan serangan harian yang telah menewaskan sedikitnya 342 warga Palestina sejak 10 Oktober.

Thawabteh juga menyoroti bahwa Israel terus melarang masuknya alat berat dan perlengkapan penting yang dibutuhkan oleh tim pertahanan sipil untuk mengevakuasi jenazah dari bawah reruntuhan. Pelarangan ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum kemanusiaan. Praktik Israel disebut sebagai kejahatan berlapis yang melibatkan kelaparan yang disengaja terhadap warga sipil serta penghalangan bantuan kemanusiaan.

Thawabteh mengimbau para mediator dan penjamin gencatan senjata untuk mengambil tindakan tegas dan efektif agar Israel mematuhi perjanjian yang telah ditandatangani dan segera menghentikan pelanggaran berat ini. Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan hampir 70.000 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 170.900 orang, meratakan sebagian besar wilayah Gaza.